MENGENAL SEJARAH UANG
Sejak kapan
manusia mengenal uang? Bisa jadi, ini merupakan salah satu dari banyak
pertanyaan yang sering dikemukakan orang. Ensiklopedia bebas Wikipedia menulis
tentang sejarah uang dangan kalimat:
"... pada mulanya, masyarakat belum
mengenal pertukaran, karna setiap orang brusaha memenuhi kebutuhannya
dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika lapar, membuat pakaian sendiri dari
bahan-bahan sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri, ungkapanya.
Singkatnya, apa yang diperolehnya itulah yang bermanfaat untuk memenuhi
kebutuhannya.
Perkembangan
selanjutnya menghadapkan manusaia pada kenyataan apa yang diproduksi
sendiri ternyata tidsk cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhannya. Untuk
memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka
mencari orang yang mau menukarkan barang yang dimiliki dengan barang lain
yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah sistem barter, yaitu
barang yang ditukar dangan barang.
Namun pada
akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini.
Diantaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai
barang yang diinginkan, dan yang juga mau menukarkan barang yang dimilikinya
serta kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat ditukarkan satu sama
lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau sama nilainya.
Untuk
mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan
banda-banda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang
ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima
oleh umum ( generally accepted ), benda-benda yang dipilih bernilai
tinggi ( sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau
benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari, misalnya garam yang
oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran
upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang, orang
Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin
salarium yang berarti garam.
Barang-barang
yang dianggap indah dan bernilai, seperti kerang, pernah dijadikan sebagai alat
tukar sebelum manusia menemukan uang logam.
Namun, walau
alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada.
Kesuliatan-kesulitan itu antara lain karna benda-benda yang
dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai
uang , penyimpanan (storaage), dan pengangkutan (trasportation) menjadi
sulit dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan
banda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahann lama.
Ketika manusia
berpikir keras untuk bisa menemukan satu benda yang memenuhi syarat untuk
dijadikan "uang". Muncullah apa yang dinamakan uang logam yang
terbuat dari emas dan perak. Logam tesebut dupilih sebagai alat tukar
karena memiliki nilai yang tinggi sahingga digamari umum, tahan lama dan
tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah
dipindah-pindahkan. Logam yang dijadikan alat tukar karna memenuhi syarat
-syarat tersebut adalah emas dan perak.
Uang logam emas
dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money) yang
memiliki arti sebagai uan yang memeiliki nilai yang sesungguhnya atau nilai
instrinsik (nilai bahan) dimana bahan memebuat uang sama dengan nilai
nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu,
setiap orang berhak menempa uang, melebur, menjual, atau mamakainya, dan
mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam.
Sejalan dengan
perkembangan perekeonomian, timbul kesulitan ketika perkembangan tukar-menukar
yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam mulia
(emas dan perak) sangat terbatas sehingga nilainya kian lama kian tinggi. Ini
sejalan dengan prinsip universal ekonomi dimana dimana ada permintaan tinggi sementara
barang langka maka harganya akan menaik, dan juga sebaliknya. Selain itu,
penggunaan uang emas dan perak ini juag idak menjawab pertukaran barang yang
kecil-kecil alias yang murah, sehingga lama kalamaantimbullah ide untuk membuat
uang kertas (promise money).
Mula-mula uang
kertas yang beredar merupakan bukti-bukti atas kepemilikan emas dan perak
sebagai alat\ perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang
kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin sepenuhnya atau 100%
dengan emas atau perak yang disimpan dipandai emas atau perak, dan kapanpun
bisa ditukar penuh dengan jaminannya.
Pada
oerkembanagan selanjutnya, ketika lembaga-lembaga atau institusi keuangan dalam
bentuk yang sederhana sudah dibangun manusia, maka uang kertas yang
memiliki nilai nominal tertentu dan lebih kecil ketimbang nilai emas pun
kian digemari orang. Bisa jadi karna dianggap lebih praktis masyarakat tidak
lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran dan lebih
menggunakan promise money alias surat utang tersebut sebagai alat
tukar.
Fungsi Uang
Secara asasi,
fungsi uang sebagai alat pembayaran atau pertukaran. namun ilmu ekonomi membagi
fungsi-fungsi uang ini ke dalam dua kelompok besar yakni fungsi asli dan fungsi
turunan.
Fungsi asli
uang ada tiga yaitu: sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan sebagai
penyimpan nilai.
- Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, karena antara lain dianggap tidak praktis, tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.
- Uang juga berfungsi sebagai satu hitung (unit of account) karena uang dapat digunakan untuk menunjukkan nilai berbagai macam barang/jasa (alat penunjuk harga). sebagai alat satuan hitung, uang berperan memperlancar pertukaran.
- Uang berfungsi sebagai alat penyimpan niali (valuta) karena dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang atau bersifat investasi. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut dalam waktu yang tidak terbatas untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang.
Dalam
perjalanannya, uang yang tadinya berasal dari bahan yang sungguh-sungguh
bernilai secara intrinsik, dikemudian hari diuabah dibuat dari bahan yang
sesungguhnya tidak memiliki nilai seperti kertas dan juga logam jenis besi atau
campuran namun masih secara penuh alias seratus persen didukung persedian emas
dan perak. Namun dalam perjalanannya, dan ini lebih didasari kejahatan kaum
Yahudi, uang dijadikan sebagai alat penjajahan dan tidak lagi diback up
secara penuh oleh cadangan emas dan perak. Uang bukan lagi sebagai sekedar alat
tukar namun telah dibelokkan menjadi salah satu instrumen utama alat
penjajahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar