Suralaya, Senin-16 September-2013
Seperti biasa di hari Senin, seperi Senin yan suda lalu- anak-anak dan para guru melakukan kegiatan upacara penaikan Bendera Mera Putih. Entah mengapa, setiap upacara bendera selalu ada saja yang terlambat dan tidak memakai atribut lengkap. Ada beberapa anak yang memang hampir setiap hari datang terlambat, sehingga harus mengikuti upacara dengan barisan tersendiri. Alamdulillah anak-anak kelas 3 jarang yang terlambat dan pak guru berharap ini terus dilakukan sampai nanti anak-anak lulus dari SDWR.
Kesempatan ini pak guru tidak membahas tentang jalannya upacara akan tetapi pak guru akan menuliskan kejadian setelah upacara pada tangga 16 September kemarin. Setelah upacara, anak-anak saing berjabat tangan dan masuk ke dalam kelas. Kegiatan dilanjutkan tadarus bersama. Kebetulan hari itu ada pr yang harus dikerjakan, selesai tadarus dilanjutkan pelajaran. Ketika pelajaran akan dimulai, ada beberapa anak yang berkata, " Pak guru si anu tadi mengerjakan PR di sekolah". Kemudian yang lain menyambung " Iya pak si ...... juga mengerjakan di sekolah".
Saya kemudian menanggapi dengan seyuman dan berkata, "Baik sudah sekarang anak-anak tenang. Tidak perlu berteriak-teriak menyebut yang mengerjakan PR di Sekolah. Pak guru sekarang akan bertanya ke semuanya," Siapa yang tadi mengerjakan PR di sekolah?". Semua diam, tidak ada yang tunjuk jari dan mengaku mengerjakan PR di sekolah. Pak guru tahu, anak-anak yang mengerjakan PR di sekolah tidak mengakui atau jujur ke pak guru, pastilah merasa takut kalau pak guru akan marah. Kemudian sekali lagi saya bertanya pada anak-anak,," Siapa yang mengerjakan PR di sekolah?". Pertanyaan kedua, masih belum ada yang mengaku, dan saya ulang sekali lagi untuk ketiga kallinya dengan pertanyaan yang sama.
Setelah pertanyaan ketiga saya ucapkan, ada 1 anak yang langsung menunjukkan tangan sambil berkata," Pak saya mengerjakan di sekolah". Dengan senyum, saya panggil anak tersebut, kemudian saya tanya," Kenapa nak, kamu mengerjakan PR di sekolah?". "Anu pak, saya ketiduran karena kemarin diikut mama ke Ciegon, sampai rumah kemalaman jadi belum mengerjakan PR".
"Baik nak, meskipun kamu salah karena tidak mengerjakan PR di rumah tapi kamu jujur dan berani mengakui kesalahanmu. Jadi kamu tetap mendapatkan hukuman dan nilai tanggungjawab kurang, tetapi pak guru akan tetapi memberikan nilai atas kejujuranmu. Meski nilai tanggungjawab kurang tapi kamu masi mendapatkan nilai di kejujuran.
Kenapa saya melakukan ini? Saya sampaikan kepada mereka, "Nak nilai PR kalain memang penting, tapi yang lebih penting kejujuran kalian. Nilai akademis mudah untuk di raih, dengan belajar, berlatih dan rajin membaca, pak guru yakin kalian akan mendapatkan niai yang baik. Tetapi nilai kejujuran, tidak dapat di raih dengan belajar dan membaca saja. Karena kejujuran datang dari dalam diri kita sendiri.
Nilai Mata Pelajaran di sekolah penting, tetapi LEBIH PENTING NILAI KEJUJURAN, DISIPLIN dan TANGGUNGJAWAB. Jadi apapun yang terjadi kita harus berani jujur dan bertanggung jawab atas apa yang tela kita lakukan. Mudah-mudahan pengalaman ini menjadikan anak-anak untuk lebih DISIPLIN, BERTANGGUNG JAWAB dan JUJUR. AMin
Wassaam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar