Setelah selesai melakukan pengamatan dan pencatatan anak-anak di minta untuk menyampaikan hasil pengamatan dan pencatatannya. Disini muncul kendala dalam penyampaian hasil pengamatannya, hampir sebagian besar anak-anak dalam menyampaikan hasil pengamatannya mereka dengan suara yang sangat pelan. Entah karena malu atau takut salah atas hasil laporannya atau memang suara yang mereka keluarkan memang sudah maksimal. Sehingga teman-teman yang duduk dibagian tengah dan belakang tidak mendengar apa yangdisampaikan. Dari sinilah muncul ide untuk membuat audiosasi dikelas 3A. Ketika saya tawarkan kepada anak-anak, bagaimana kalau di kelas dipasang speaker agar suara temannya yang menyampaikan pendapat didepan kelas dapat terdengar oleh smua temen-temen yang ada di dalam kelas. Dengan sangat antusias mereka menjawab SETUJU PAAAAK.
Dengan berbekal semangat anak-anak untuk memnggunakan audio di dalam kelas, akhirnya saya sampaikan kepada wali murid ketika mengambil hasil ulangan tengah semester. Sebagian besar wali murid mendukung meskipun ada beberapa yang abstain atau diam saja. Setelah sepakat untuk pengadaan audio tersebut, tinggal saatnya untuk pengumpulan biaya pembelian speaker. Awal pertama saya mempuanyai gagasan untuk membeli active speaker, dvd player dan wireless untuk perangkatnya. Tetapi ketika saya berkonsultasi dengan Pa' Arif (guru SBK di SDWR) menyarankan untuk membeli passsive speaker dengan alasan suara yang dihasilkan akan lebih baik dari pada speaker active. Tapi permasalahannya adalah untuk power ampli nya bagaimana pak arif. Ternyata sekolah mempunyai tape deck yang memang sudah lama tidak dipakai dan disimpan diruang music. Akhirnya disepakati untuk membeli passive speaker dan menggunakan power dari tape deck yang ada. Kemudian dari ketua Komite ((Mama Renno) kelas 3 A menawarkan wireless yang ada dirumahnya untuk dapat dipakai di dalam kelas. Alhamdulillah berarti tinggal membeli active speaker dan kabel audio. Nah sekaarang tinggal saatnya pengumpulan dana untuk membeli speaker dan beberapa peralatan yang diperlukan, awalnya waktu rapat bersamaan dengan oengambilan UTS, wali murid sepakat untuk membayar sebesar 25rb. Meskipun sudah sepakat para wali murid yang akan mengumpulkan pendanaannya, saya mengusulkan. Bu, bagaimana jika uangnya anakanak saja yang mengumpulkan. Mereka setiap hari menyisihkan uang jajan sebesar seribu rupiah untuk pembelian speaker tersebut. Saya samapikan bahwa, dengan anak-anak yang menyisihkan uang jajannya, kita berharap anak-anak merasa memiliki sehingga mereka akan merawat dan menggunakan alat-alat tersebut dengan hati-hati. Samapi saat ini ditulsi anak-anak sudah hampir mengumpulkan setengah dana yang terpakai, dan anak-anak sangat antusias dalam mengumpulkan uang tersebut, sampai-sampai ketika suatu saat saya lupa mengingatkan untuk sumbangan, beberapa anak ada yang mengingatkan" Pak kok nggak sumbangan membeli speaker?"
setelah terealisasi dengan biaya talangan dari sekolah, ternyata banyak manfaat yang dapat dipetik dari audiosasi kelas tersebut diantaranya ketika anak-anak menyampaikan hasil kelompok sudah berani untuk tampil dengan suara yang dapat didengar seluruh kelas, ketika pelajaran BTA dan TPA dapat digunakan untuk anak-anak membaca Al quran bergiliran satu-satu sehingga kesalahan dalam membaca ayat=ayat Allah dapat dipantau oleh guru-guru.
Terakhir, tapi bukan yang paling akhir, semoga dengan ausiosasi ini banyak diambil kebaikannya daripada kmudharatnya. Amin BRAVO SDWR, BRAVO KELAS 3. Sukses TIdak datang dengan Tiba-tiba, harusa ada usaha dan pengorbanan.